Senin, 02 November 2015

Disusun oleh :
Syifa Chairunisa Sobari
Nim : 060.01.01.14
Diajukan untuk memenuhi Tugas MK Asuhan Persalinan sebagai Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen : Moudy E.U Djami MMpd,MKM,M.keb
AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG TAHUN 2015

RETENSIO PLASENTA

a    Pengertia Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi. (Elisabrth,2015)
Retensio plasenta merupakan komplikasi dalam persalinan yang menduduki posisi ketiga sebagai penyebab perdarahan postpartum primer dimana perdarahan postpartum primer merupakan prioritas pertama dalam kematian ibu bersalin di Indonesia. Oleh karena itu memerlukan perhatian yang serius dan adekuat. Dalam pembahasan ini, penulis membandingkan 2 hal yaitu umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun (Nursalam, 2001). Menurut Saifuddin, umur dibagi menjadi 3 yaitu umur 35 tahun.
 Walaupun umur 20-35 tahun dikatakan sebagai kurun waktu reproduksi sehat tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi komplikasi retensio plasenta saat melahirkan, sekalipun tidak setinggi resiko pada saat umur 35 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dari 58 orang ibu bersalin di Puskesmas Jagir Surabaya tahun 2012 mayoritas adalah umur 20-35 tahun yaitu 40 orang (68,9%) dibandingkan umur 35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (31,1%). Sedangkan dari 19 orang ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta mayoritas pada umur 35 tahun sebanyak 12 orang (66,7%) dibandingkan umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 7 orang (17,5%).
Hal ini disebabkan pada umur 35 tahun sering mengalami kekakuan jaringan sehingga miometrium juga tidak dapat bekerja dengan maksimal. Dilihat dari analisis data dengan menggunakan Uji Chi-Square didapatkan ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta. Paritas adalah keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup (Dorland, 2002). Menurut Saifuddin, paritas yang berpotensi mengalami retensio plasenta adalah pada multipara dan grandemultipara. Pada multipara terjadi kemunduran dan cacat pada endometrium yang mengakibatkan terjadinya fibrosis pada bekas implantasi plasenta pada persalinan sebelumnya, sehingga vaskularisasi menjadi berkurang.
 Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin, plasenta akan mengadakan perluasan implantasi dan vili khorialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta adhesiva sampai perkreta. Selain itu juga, pada multipara dan grandemultipara terjadi penurunan elastisitas uterus sehingga miometrium tidak dapat berkontraksi dan beretraksi dengan maksimal yang mengakibatkan terjadinya retensio plasenta. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari 58 orang ibu bersalin di Puskesmas Jagir Surabaya Tahun 2012 mayoritas paritasnya adalah primipara yaitu sebanyak 38 orang (65,5%) dibandingkan multipara dan grandemultipara yaitu sebanyak 20 orang (34,5%). Sedangkan dari 19 orang ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta mayoritas pada multipara dan grandemultipara yaitu sebanyak 11 orang (55%) dibandingkan primipara yaitu sebanyak 8 orang (21,1%). Hal ini disebabkan karena rahim sering terjadi terjadi peregangan sehingga kehilangan elastisitasnya yang kemudian berdampak miometrium tidak dapat berkontraksi dan retraksi dengan maksimal. Dilihat dari analisis data dengan menggunakan Uji Chi-Square didapatkan ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta.

     Jenis-jenis Retensio placenta :

·         placenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion placenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme.
·         Placenta akreta adalah implantasi jonjot korion placenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
·         Placenta inkreta adalah implantasi jonjot korion hingga mencapai/ memasuki miometrium.
·         Placenta perkreta adalah implantasi jonhot korion placenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
·         Placenta inkarserata adalah tertahannya placenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstruksi ostium uteri. (Elisabeth,2015)

    Gambaran dan dugaaan penyebab retensio plasenta :

GEJALA
SEPARASI/ AKRETA PARSIAL
PLASENTA INKARSERATA
PLASENTA AKRETA
Konsistensi uterus
Kenyal
Keras
Cukup
Tinggi fundus
Sepusat
2 jari bawah pusat
Sepusat
Bentuk fundus
Diskoid
Agak globuler
Diskoid
Pendarahan
Sedang-banyak
Sedang
Sedikit/ tidak ada
Tali pusat
Terjulur sebagian
Terjulur
Tidak terjulur
Ostrium uteri
Terbuka
Konstriksi
Terbuka
Separasi plasenta
Lepas sebagaian
Sudah lepas
Melekat seluruhnya
syok
Sering
Jarang
Jarang sekali
d
    Tanda dan gejala Retensio placenta
Gejala yang selalu ada adalah plasenta belum lahir dalam 30 menit, pendarahan segera kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul yaitu tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan. Gejala yang selalu ada yaitu plasenta atau sebagaian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera. (Elisabeth,2015)

e  Penanganan Retensio Placenta

1.      Tentukan jenis retensio plasenta yan terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang di ambil.
2.      Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan.
3.      Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 Ml NS/RL dengan 40 tetes permenit.
4.      Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual palsenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari terjadinya perforasi dan pendarahan.
5.      Lakukan tranfusi darah apabila diperlukan.
6. Berikan antibiotik profilaksis (ampisislin 2g IV/ oral + metronidazole 1g supositoria/oral).
7. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeks, syok neurogenik. (Elisabeth,2015)



REFERENSI
2.      Elisabeth Siwi Walyani,dkk.2015. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS.



Minggu, 05 Juli 2015

   di saat bulan ramadhan datang saya bukannya libur kuliah malah masuk untuk dines di rumah sakit, disitu saya merasa sedih jarang kumpul dengan orang tua dan adik saya. apa lagi waktu dines siang saya tidak bisa ikut buka bareng keluarga disitu saya merasa sedih.
  di waktu dines malam masuk jam 8 malam saya merasa malas untuk berangkat ke rumah sakit karna dines malam sangat melelahkan, satu sisi bergadang untuk menjaga pasien yang di kadang tengah malam membytyhkan bantuan tenaga kesehatan. di waktu malam saya pernah menjaga orang yang ingin partus sampai pagi tetapi pasien tersebut gagal induksi sangat kecewa karna tidak bisa melihat persalinan normal pada waktu itu.
    pada saya masuk pagi saya mendapatkan pasien untu operasi SC , saya bergegas untuk ikut dan belajar bagaimana cara operasi SC berlangsung disana saya mendapatkan ilmu baru, kenapa di bilang surga di telapak kaki ibu pengorbanan ibu itu sangat luar biasa, dia rela mempertaruhkan nyawanya demi bayi yang ingin dilahirkannya. pada saat itu saya sadar ibu segalanya buat saya ...

Senin, 01 Juni 2015

Hari senin 01 juni 2015 

Jam 08.30 pagi saya mengikuti uas di kampus 
     pada jam pertama mata kuliah KDK II dan ASKEB soal ujiannya sulit untuk di kerjakan terutama mata kuliah ASKEB soal yang di keluarkan semua tentang kasus, saya sangat bingung untuk menjawab soalnya. selesai mata kuliah ASKEB, kemudian saya shalat dan istrirahat setelah itu saya melanjutkan uas  mata kuliah komputer, saat mata kuliah komputer saya mengerjakan soal yang di berikan dosen lalu saya mengerjakan soal dan dosen memberikan soal untuk saya membuat satu artikel. uas hari senin sangat sulit terutama soal ASKEB. saat mengerjakan soal ASKEB saya gugup dan bingung karena pilihan jawabannya membingungkan.

Senin, 25 Mei 2015

Nama: syifa chairunisa Sobari
Nim : 060.01.01.14
Kelas: B


Hi...
Saya syifa chairunisa akan menceritakan pengalaman saya kenapa saya bisa sekolah di akbid bina Husada Tangerang.

    Pertama-tama saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu , nama saya syifa chairunisa umur 23 tahun, alamat di Perumnas 3 Tangerang.
     Setelah saya lulus dari sekolah menengah atas ( SMA) saya mendaftarkan diri di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung yang bernama universitas Padjadjaran, lalu saya mengikuti tes untuk masuk universitas Padjadjaran Bandung, selang beberapa hari saya mendapatkan surat dri kantor pos yang berisi kalau saya di terima di universitas Padjadjaran, saya di Unpad masuk di fakultas sastra Inggris. Saya disana mengikuti ospek, dan mempunyai banyak teman disana, saya disana mengikuti kegiatan seperti taekwondo, judo, dan karate. Saya kuliah di Unpad selama 5 semester dan saya tinggal di Bandung sama nenek dan abang sepupu saya. Pas semester 5 saya masuk rumah sakit karena sakit typus yang berlangsung selama 2 Minggu lebih. Dan setelah itu orang tua saya mencabut berkas untuk berniat memindahkan saya berkuliah di Tangerang saja supaya kesehatan saya bisa di jaga dan di pantau cara belajar saya di rumah.
  Lalu saya masuk di akbid bina Husada Tangerang, lalu saya mengikuti ospek untuk kedua kalinya dan saya di akbid bertemu dengan teman-teman baru saya, seperti layaknya mahasiswi baru semua yg saya serba gunakan serba baru. Kenapa saya memilih pindah di kebidanan karena saya lebih suka kuliah yang praktek dari pada materi karena kalau materi libur susah di pahami kalau praktek lebih kuah di pahami. Saya mulai beradaptasi dengan lingkungan akbid bina Husada Tangerang, saya kuliah dan menerima materi, tugas dan praktek saya Jalanin dengan ikhlas dan sabar karena saya tidak ingin mengecewakan kedua orang tua saya lagi, saya harus berhasil kuliah di akbid bina Husada Tangerang. Saya akan buktikan saya bisa lulus kuliah di akbid bina Husada Tangerang dan memberikan nilai terbaik buat orang tua saya, saya lupa saya masuk akbid bina Husada ini karena dorongan Mamah dan ayah saya karena mereka ingin anaknya bisa menjadi bidan yang berkualitas dan bermoral tinggi.

     Sekian cerita pengalaman sama di akbid bina Husada Tangerang